BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat perkembangan kesehatan belum
sebaik sekarang saat persalinan dilakukan oleh dukun, setelah bayi lahir tidak
langsung dilakukan inisuasi menyusu dini. Melainkan yang dilakukan adalah bayi
langsung dibersihkan atau dimandikan dengan air hangat setelah tali pusatnya
dipotong. Dahulu pemotongan tali pusat dilakukan dengan menggunakan bambu yang
dilakukan segera setelah lahir. Seiring dengan perkembangan zaman dan
teknologi, tali pusat dipotong dengan gunting segera setelah lahir. Berkembang
lagi pemotongan tali pusat tidak dilakukan segera setelah lahir.
Dasar
asuhan persalinan normal adalah asuhan yang bersih dan aman selama pesalinan
dan setelah bayi baru lahir, serta upaya pencegahan komplikasi terutama
perdarahan pasca persalinan, hipotermia dan asfiksia bayi baru lahir. Semantara
focus utamany adalah mencegah terjadinya komplikasi. Hal ini merupakan suatu
penggeseran paradigma dari sikap menunggu dan menangani komplikasi menjadi
mencegah komplikasi yang mungkin terjadi (Prawirohardjo Sarwono, 2009)
Evidence
based medicine (EBM), suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada paradigma
baru untuk mengambil keputusan medis.Asuhan bayi baru lahir dan balita
berdasarkan Evidance Based merupakan suatu kegiatan asuhan yang dilakukan
padabayi baru lahir dan balita berdasarkan pengambilan keputusan klinik yang
telah ditetapkan oleh medis untuk menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan
yang diperlukan oleh pasien. Keputusan itu harus akurat, komprehensif dan aman,
baik bagi pasien dan keluarganya maupun petugas yang memberikan pertolongan.
Membuat
keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah yang akan digunakan untuk
merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi baru lahir. Keputusan klinik tersebut
dihasilkan melalui serangkaian proses dan metode yang sistematik menggunakan
informasi dan hasil dari olah kognitif dan intuitif serta dipadukan dengan
kajian teoritis dan intervensi berdasarkan bukti (evidence-based), keterampilan
dan pengalaman yang dikembangkan melalui berbagai tahapan yang logis dan
diperlukan dalam upaya untuk menyelesaikan masalah dan terfokus pada pasien
(Prawirohardjo Sarwono, 2009).
Dalam
melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir yang berdasarkan Evidance based kita
dapat melakukan tindakan yang diterapkan dengan mengikuti perkembangan dalam
bidang kesehatan yang diantaranya meliputi :
1.
Baby Friendly
2.
Memulai Pemberian ASI Sejak Dini dan Ekslusif
3.
Stimulasi Pertumbuhan dan Perkembangan Bayi dan Balita
4.
Pemotongan Tali Pusat
5.
Perawatan Tali Pusat
6.
Rawat Gabung
Hubungannya
dengan kebijakan kesehatan adalah karena demam berpikir berbasis bukti ini
menular juga ke konteks Public Health, yang kemudian dikenal sebagai Evidence
Based Health (EBH). EBH adalah suatu metoda untuk mengembangkan,
mengimplementasikan, dan mengevaluasi kebijakan dan program kesehatan (dibuat
untuk mengatasi masalah kesehatan bayi baru lahir dan balita) yang memiliki
data untuk diuji efektivitasnya dan didasarkan pada behavior theory dan
ecological model of health.
B. Rumusan masalah
Adapun yang
menjadi rumusan masalah pada makalah ini adalah :
1.
Bagaimana asuhan BBL dan balita berdasarkan evidence
based itu?
2.
Bagaimana stimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi
dan balita?
3.
Bagaimana hak bayi baru lahir dalam asuhan?
C. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan pembuatan
makalah ini adalah :
1.
Untuk mengetahui asuhan BBL dan balita berdasarkan
evidence based.
2.
Untuk mengetahui stimulasi dan perkembangan bayi dan balita.
3.
Untuk mengetahui hak-hak bayi baru lahir dalam asuhan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Baby
Friendly
Baby friendly atau Baby Friendly
Initiative (inisiasi sayang bayi) adalah suatu prakarsa internasional yang
didirikan oleh WHO/ UNICEF pada tahun 1991 untuk mempromosikan, melindungi dan
mendukung inisiasi dan kelanjutan menyusui. Untuk membantu dalam pelaksanaan
inisiatif, alat dan bahan berbeda yang dikembangkan, diuji lapangan dan
disediakan. Alat tambahan tersebut dikembangkan setelah itu, seperti pemantauan
dan penilaian ulang alat. Sejak meluncurkan The Hospital Initiative Bayi ramah
(BFHI) telah berkembang, dengan lebih dari 152 negara di seluruh dunia
menerapkan inisiatif yang memiliki dampak yang terukur dan terbukti,
meningkatkan kemungkinan bayi yang ASI eksklusif selama enam bulan pertama.
Pelaksanaan Baby Friendly
dapat dilakukan sebagai berikut:
1.
Memulai memberian ASI secara dini dan eksklusif
Yaitu
pemberian ASI dimulai segera setelah bayi lahir, maksimal setengah jam pertama
setelah persalinan.
2.
Melakukan pemotongan tali pusat
Pemotongan
tali pusat dilakukan dengan adanya penundaan selama 3 menit.
3.
Melakukan perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat dilakukan dengan cara :
a.
Membiarkan tali pusat kerng sendiri
b.
Metode kasa kering
c.
Metode kasa alkohol 70%
d.
Metode antiseptik dan kasa kering (Asrinah, dkk .2010)
4.
Melakukan bounding attachment
Merupakan suatu ikatan yang terjadi antra orang tua
dan bayi baaru lahir yang meliputi pemberian kasih sayang, pencurahan perhatian
yang saling tarik menarik.
Keberhasilan dalam hubungan ikatan batin antara
seorang bayi dan ibunya dapat mempengaruhi hubungan sepanjang masa dengan
memberikan respon sensual antara ibu dan bayi pada kontak awal kelahiran yaitu:
a.
Sentuhan
b.
Kontak mata
c.
Bau badan
d.
Suara
e.
Irama kehidupan (Asrinah, dkk .2010)
5.
Menjaga kehangatan bayi
Cara mencegah terjadinya kehilangan panas pada bayi adalah:
a.
Mengeringkan tubuh bayi secara seksama
b.
Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan
hangat
c.
Selimuti atau tutup kepala bayi
d.
Jangan menimang bayi dalam keadaan tidak berpakaian
e.
Jangan memandikan bayi sebelum 6 jam pasca persalinan
f.
Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayi(Asrinah,
dkk .2010).
Program ini
mendorong rumah sakit dan fasilitas bersalin yang menawarkan tingkat optimal
perawatan untuk ibu dan bayi. Sebuah fasilitas Baby Friendly Hospital atau
Maternity berfokus pada kebutuhan bayi dan memberdayakan ibu untuk memberikan
bayi mereka awal kehidupan yang baik. Dalam istilah praktis, rumah sakit sayang
bayi mendorong dan membantu wanita untuk sukses memulai dan terus menyusui bayi
mereka dan akan menerima penghargaan khusus karena telah melakukannya. Sejak
awal program, lebih dari 18.000 rumah sakit di seluruh dunia telah menerapkan
program baby friendly. Negara-negara industri seperti Australia, Austria,
Denmark, Finlandia, Jerman, Jepang, Belanda, Norwegia, Spanyol, Swiss, Swedia,
Inggris, dan Amerika Serikat telah resmi di tetapka sebagai rumah sakit sayang
bayi.
Dalam rangka mencapai program Baby
Friendly Inisiative, semua provider rumah sakit dan fasilitas bersalin akan:
1.
Memiliki kebijakan tertulis tentang menyusui secara
rutin dan dikomunikasikan kepada semua staf tenaga kesehatan.
2.
Melatih semua staf tenaga kesehatan dalam keterampilan
yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan ini.
3.
Member tahu semua ibu hamil tentang manfaat dan
penatalaksanaan menyusui.
4.
Membantu ibu untuk memulai menyusui dalam waktu
setengah jam kelahiran.
5.
Tampilkan pada ibu bagaimana cara menyusui dan cara
mempertahankan menyusui jika mereka harus dipisahkan dari bayi mereka.
6.
Berikan ASI pada bayi baru lahir, kecuali jika ada
indikasi medis.
7.
Praktek rooming-in agar memungkinkan ibu dan bayi
tetap bersama-sama.
8.
Mendorong menyusui on demand
9.
Tidak memberikan dot kepada bayi menyusui
10.
Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui dan
menganjurkan ibu menghubungi mereka setelah pulang dari rumah sakit atau klinik.
B. Memulai Pemberian ASI Sejak Dini dan Ekslusif
Inisiasi menyusu dini (Early initiation) adalah permulaan
kegiatan menyusu dalam satu jam pertama setelah bayi lahir. (Roesli Utami,
2008).
Menurut Dwi Sunar Prasetyono (2009) Inisiasi menyusu dini
(IMD) adalah perilaku pencarian puting payudara ibu sesaat setelah bayi lahir.
Setengah jam pertama setelah persalinan,segera posisikan
bayi untuk menghisap puting susu ibu secara benar.Isapan bayi ini akan memberi
rangsangan pada hipofisis untuk mengeluarkan hormon oksitosin bekerja
merangsang otot polos untuk memeras asi yang ada pada alveoli,lobus,serta
duktus yang berisi asi yang di keluarkan melalui putting susu,keadaan ini akan
memaksa hormone prolaktin untuk terus memproduksi ASI.
1.
Manfaat
inisiasi menyusu dini:
a.
Mencegah
hipotermia karena dada ibu menghangatkan bayi dengan tepat selama bayi
merangkak mencari payudara.
b.
Bayi
dan ibu menjadi lebih tenang, tidak stres, pernapasan dan detak jantung lebih
stabil, dikarenakan oleh kontak antara kulit ibu dan bayi.
c.
Imunisasi
Dini. Mengecap dan menjilati permukaan kulit ibu sebelum mulai mengisap puting
adalah cara alami bayi mengumpulkan bakteri-bakteri baik yang ia perlukan untuk
membangun sistem kekebalan tubuhnya.
d.
Mempererat
hubungan ikatan ibu dan anak (Bonding Atthacment) karena 1 – 2 jam pertama,
bayi dalam keadaan siaga. Setelah itu, biasanya bayi tidur dalam waktu yang
lama.
e.
Bayi
yang diberi kesempatan menyusu dini lebih berhasil menyusui ekslusif dan akan
lebih lama disusui.
f.
Sentuhan
tangan bayi diputing susu dan sekitarnya, emutan dan jilatan bayi pada puting
ibu merangsang pengeluaran hormon oksitosin.
g.
Bayi
yang diberi kesempatan inisiasi menyusu dini lebih dulu mendapatkan kolostrum daripada
yang tidak diberi kesempatan. Kolostrum ASI istimewa yang kaya akan daya tahan
tubuh, penting untuk ketahanan terhadap infeksi, penting untuk pertumbuhan
usus, bahkan kelangsungan hidup bayi,. Kolostrum akan membuat lapisan yang
melindungi dinding usus bayi yang masih belum matang sekaligus mematangkan
dinding usus ini.
h.
Ibu
dan ayah akan sangat bahagia bertemu dengan bayinya untuk pertama kali dalam
kondisi seperti ini. Bahkan, ayah mendapat kesempatan mengazankan anaknya di
dada ibunya. Suatu pengalaman batin bagi ketiganya yang amat indah. (Roesli
Utami, 2008)
i.
Perkembangan
psikomotorik lebih cepat.
j.
Menunjang
perkembangan koknitif
k.
Mencegah
perdarahan pada ibu
l.
Mengurangi
risiko terkena kanker payudara dan ovarium. (Dewi Cendika & Indarwati, 2010)
2.
Tahapan
inisiasi menyusu dini adalah :
a.
Tahap
pertama disebut istirahat siaga (rest/quite alert stage). Dalam waktu 30 menit,
biasanya bayi hanya terdiam. Tapi jangan menganggap proses menyusu dini gagal
bila setelah 30 menit sang bayi tetap diam. Bayi jangan diambil, paling tidak 1
jam melekat.
b.
Tahap
kedua, bayi mulai mengeluarkan suara kecapan dan gerakan menghisap pada
mulutnya. Pada menit ke 30 sampai 40 ini bayi memasukkan tangannya ke mulut.
c.
Tahap
ketiga, bayi mengeluarkan air liur. Namun air liur yang menetes dari mulut bayi
itu jangan dibersihkan. Bau ini yang dicium bayi. Bayi juga mencium bau air
ketuban di tangannya yang baunya sama dengan bau puting susu ibunya. Jadi bayi
mencari baunya.
d.
Tahap
keempat, bayi sudah mulai menggerakkan kakinya. Kaki mungilnya menghentak guna
membantu tubuhnya bermanuver mencari puting susu. Khusus tahap keempat, ibu
juga merasakan manfaatnya. Hentakan bayi di perut bagian rahim membantu proses
persalinan selesai, hentakan itu membantu ibu mengeluarkan ari-ari.
e.
Pada
tahap kelima, bayi akan menjilati kulit ibunya. Bakteri yang masuk lewat mulut
akan menjadi bakteri baik di pencernaan bayi. Jadi biarkan si bayi melakukan
kegiatan itu.
f.
Tahap
terakhir adalah saat bayi menemukan puting susu ibunya. Bayi akan menyusu untuk
pertama kalinya. "Proses sampai bisa menyusu bervariasi. Ada yang sampai 1
jam. (Roesli Utami, 2008)
3.
Penghambat
pelaksanaan IMD
a.
Bayi
kedinginan-tidak benar
Berdasarkan
hasil pnelitian Dr.Niels Bergman (2005), ditemukan bahwa suhu dada ibu yang
melahirkan menjadi 1° C lebih panas daripada suhu dada ibu yang tidak
melahirkan. Jika bayi yang diletakkan di dada ibu ini kepanasan, suhu dada ibu
akan turun 1° C. Jika bayi kedinginan, suhu dada ibu akan meningkat 2° C untuk
menghangatkan bayi. Jadi, dada ibu yang melahirkan merupakan tempat terbaik
bagi bayi yang baru lahir dibandingkan tempat tidur yang canggih dan mahal.
b.
Setelah
melahirkan, ibu terlalu lelah untuk segera menyusui bayinya.
Seorang
ibu jarang terlalu lelah untuk memeluk bayinya segera setelah lahir. Keluarnya
oksitosin saat kontak kulit ke kulit seta saat bayi menyusu dini membantu
menenangkan ibu.
c.
Tenaga
kesehatan kurang tersedia
Saat
bayi di dada ibu, penolong persalinan dapat melanjutkan tugasnya. Bayi dapat
menemukan sendiri payudara ibu. Libatkan ayah atau keluarga terdekat untuk
manjaga bayi sambil memberi dukungan pada ibu.
d.
Kamar
bersalin atau kamar operasi sibuk
Dengan
bayi di dada ibu, ibu dapat dipindahkan ke ruang pulih atau kamar perawatan.
Beri kesempatan pada bayi untuk meneruskan usahanya mencapai payudara dan
menyusu dini.
e.
Ibu
harus dijahit
Kegiatan
merangkak mencari payudara terjadi di area payudara. Yang dijahit adalah bagian
bawah tubuh ibu.
f.
Suntikan
vitamin K dan tetes mata untuk mencegah penyakit gonore harus segera diberikan
setelah lahir. Menurut
American College of Obstetrics and Gynecology dan Academy Breastfeeding
Medicine (2007), tindakan pencegahan ini dapat ditunda setidaknya selama satu
jam sampai bayi menyusu sendiri tanpa membahayakan bayi.
g.
Bayi
harus segera dibersihkan, dimandikan, ditimbang, dan diukur. Menunda memandikan pada bayi berarti
menghindarkan hilangnya panas badan bayi. Selain itu, kesempatan vernix
meresap, melunakkan, dan melindungi kulit bayi lebih besar. Bayi dapat
dikeringkan segera setelah lahir. Penimbangan dan pengukuran dapat ditunda
sampai menyusu awal selesai.
h.
Bayi
kurang siaga
Justru
pada 1-2 jam pertama kelahirannya, bayi sangat siaga (alert). Setelah itu, bayi
tidur dalam waktu yang lama. Jika bayi mengantuk akibat obat yang diasup ibu,
kontak kulit akan lebih penting lagi karena bayi memerlukan bantuan lebih untuk
Bonding.
i.
Kolostrum
tidak keluar atau jumlah kolostrum tidak memadai sehingga diperlukan cairan
lain (cairan prelaktal). Kolostrum cukup dijadikan makanan pertama bayi baru lahir.
Bayi dilahirkan dengan membawa bekal air dan gula yang dapat dipakai pada saat
itu.
j.
Kolostrum
tidak baik, bahkan berbahaya untuk bayi
Kolostrum
sangat diperlukan untuk tumbuh-kembang bayi. Selain sebagai imunisasi pertama
dan mengurangi kuning pada bayi baru lahir, kolostrum melindungi dan
mematangkan dinding usus yang masih muda. (Roesli Utami, 2008).
Dengan memberikan ASI pada bayi
dalam waktu kurang dari setengah jam pasca persalinan berarti sudah memberikan
5 keuntungan:
1. Bayi mendapatkan terapi psikologis berupa ketenangan dan
kepuasan.
Terpenuhinya
rasa aman dan nyaman akibat kelelahan selama proses persalinan karena bayi
harus melewati pintu atas panggul, panggul dalam, dasar panggul,dan panggul
luar yang membuat stress. Dengan menemukan putting susu ibu bayi mendapatkan
ketenangan kembali, pelican ibu membuat bayi mendapatkan rasa aman atau nyaman
seperti di dalam rahim ibu. Hal ini merupakan terapi bagi bayi yang sangat
berpengaruh terhadap perkembangan psikologos bayi karena ia mendapatkan modal
pertama pembentukan kepercayaan diri terhadap lingkungan.
2. Tertanamnya kepercayaan akan lingkungan berarti ibu sudah
membangun dasar kepercayaan (psikologis) yang akan terus berkembang pada masa
dewasa yaitu kepercayaan dan ketenengan dalam menghadapi tiap permasalahan
(gelisah/sakit dirasakan akan ada akhirnya ) dan akan diperoleh kenyamanan
kembali.
3. Kadar hormon prolaktin tidak sempat
turun dalam peredaran darah ibu sehingga kolostrum untuk hari pertama akan
lebih cepat keluar, bayi tidak gelisah ataupun rewel. Dengan demikian, untuk
hari selanjutnya ASI dapat dipertahankan.
4. Dengan isapan bayi yang benar,
oksitosin akan keluar lebih banyak, hal ini menguntungkan karena otot polos
rahim akan terus berkontraksi, artinya rahim akan berkontraksi lebih kuat.
5. Oleh karena kontraksi yang baik dari
hasil kerja hormon oksitosin, proses involusio akan lebih cepat terjadi, dengan
cepatnya proses involusio, lika bekas persalinan cepat menutup. Alat reproduksi
antara lain uterus, vagina akan segera kembali normal dan kemungkinan
terjadinya infeksi pascapostpartum.
C. Regulasi Suhu Bayi Baru Lahir
Dengan Kontak Kulit Ke Kulit
1. Regulasi Suhu Bayi Baru Lahir
Bayi baru
lahir belum mampu mengatur suhu tubuh mereka sehingga mengalami stress dengan
adanya perubahan lingkungan. Pada saat bayi baru lahir dan masuk kedalam suhu
ruangan menyebabkan tubuh bayi cepat mendingin pada saat air ketuban menguap
dari tubuhnya.Luas tubuh bayi berbanding lurusdengan lingkungan yang dingin
pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi
yang kedinginan untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya (Rochmah, dkk, 2012).
Pembentukan
suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat yang terdapatt
di seluruh tubuh, dan mereka mampu meningkatkan panas tubuh hingga 100%. Lemak
coklat ini tidak dapat diproduksi ulang oleh bayi dan cadangan lemak coklat ini
akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin (Asrinah, dkk .
2010).
Setelah bayi
dilahirkan dan berhasil melalui adaptasi dari intra ke ekstra uterin, bayi
harus dijaga tetap hangat. Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menjaga
bayi tetap hangat adalah:
a.
Jelaskan kepada ibu bahwa menjaga
bayi tetap hangat adalah sangat penting untuk menjaga bayi tetap sehat.
b.
Bayi memakai pakaian yang lembut,
hangat, kering dan bersih, bila perlu bayi memakai tutup kepala, sarung tangan
dan kaos kaki.
c.
Yakinkan bayi menggunakan baju dan
diselimut.
d.
Bayi harus dirawat gabung dengan
ibunya sehingga ibu mudah menjangkau bayinya.
e.
Apabila bayi harus dipisah dengan
ibunya, yakinkan bayi menggunakan pakaian yang hangat dan diselimuti.
f.
Raba telapak kaki bayi, bila teraba
dingin bisa dilakukan kontak kulit ke kulit, atau ditambah selimut dan lakukan
penilaian ulang.
g.
Jaga ruangan tetap hangat (Kemenkes
RI, 2010)
Menurut
Asrinah, dkk (2010) setiap bayi yang lahir memiliki sistem pengendalian suhu
yang belum matang. Ketika lahir, bayi berada dalam suhu lebih rendah daripada
di dalam kandungan dan keadaan basah. Cara mencegah terjadinya kehilangan panas
pada bayi adalah:
a.
Mengeringkan tubuh bayi secara
seksama
b.
Selimuti bayi dengan selimut atau
kain bersih dan hangat
c.
Selimuti atau tutup kepala bayi
d.
Jangan menimang bayi dalam keadaan
tidak berpakaian
e.
Jangan memandikan bayi sebelum 6 jam
pasca persalinan
f.
Anjurkan ibu untuk memeluk dan
menyusui bayi
2. Kontak
Kulit Ke Kulit
Setelah tali
pusat dipotong, letakkan bayi tengkurap di dada atau perut ibu. Luruskan dan
usahakan ke dua bahu bayi menempel di dada atau perut ibu. Usahakan kepala bayi
berada di antara payudara ibu dengan posisi sedikit lebih rendah dari puting
payudara ibu. Kemudian selimuti tubuh ibu dan bayi dengan kain hangat yang sama
dan pasang topi di kepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki permukaan yang
relatif luas dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut
tidak tertutup. Untuk menjaga agar bayi tetap hangat, tubuh ibu dan bayi harus
berada di dalam satu pakaian (merupakan teknologi tepat guna baru) disebut
sebagai Metoda Kanguru. Sebaiknya bu menggunakan pakaian longgar berkancing
depan (Sarwono, 2010).
D.
Pemotongan
Tali Pusat
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kinmond, S. et
al. (1993) menunjukkan bahwa pada bayi prematur, ketika pemotongan tali pusat
ditunda paling sedikit 30 menit atau lebih, maka bayi akan:
1. Menunjukkan penurunan kebutuhan
untuk tranfusi darah
2. Terbukti sedikit mengalami gangguan
pernapasan
3. Hasil tes menunjukkan tingginya
level oksigen
4.
Menunjukkan
indikasi bahwa bayi tersebut lebih viabel dibandingkan dengan bayi yang dipotong tali pusatnya segera
setelah lahir
5.
Mengurangi
resiko perdarahan pada kala III persalinan
6.
Menunjukkan
jumlah hematokrit dan hemoglobin dalam darah yang lebih baik.
Pada manajemen aktif kala tiga, tali
pusat segera dijepit dan dipotong setelah persalinan. Ini dilakukan untuk
memungkinkan intervensi manajemen aktif yang lain. Pada manajemen menunggu,
penjepitan tali pusat biasanya dilakukan setelah tali pusat berhenti berdenyut.
Menurut Pritchart, Macdonald dan Gant (1991) dengan meletakkan bayi baru lahir
lebih rendah atau sejajar vulva selama 3 menit sebelum tali pusat dijepit dan
dipotong dapat mengalirkan darah 80 ml ke sirkulasi darah bayi baru lahir.
Dengan melakukan penundaan pemotongan tali pusat pada bayi lahir prematur atau
berat lahir rendah dan bila sebelumnya terjadi gawat janin dapat mencegah kadar
Hb yang rendah pada masa neonatal dini.Berkurangnya aliran darah mengakibatkan
kadar hematokrit dan haemoglbin lebih rendah pada bayi baru lahir dan dapat
manimbulkan anemia zat besi pada pertumbuhan bayi (Sodikin, 2009).
Dalam jurnal ilmiah yang dilakukan
oleh George Marcom Morley (2007) dikatakan bahwa seluruh proses biasanya
terjadi dalam beberapa menit setelah kelahiran, dan pada saat bayi mulai
menangis dan kulitnya berwarna merah muda, menandakan prosesnya sudah komplit.
Menjepit dan memotong tali pusat pada saat proses sedang berlangsung, dari
sirkulasi oksigen janin menjadi sistem sirkulasi bayi sangat menggangu sistem
pendukung kehidupan ini dan bisa menyebabkan penyakit serius. Dalam penelitian
ini dikatakan bahwa saat talipusat dilakukan pengekleman, pulse rate dan
cardiac out put berkurang 50% karena 50% dari vena yang kembali ke jantung
telah dimatikan (clamped off). Banyak sekali akibat yang tidak menguntungkan
pada pemotongan tali pusat segera setelah bayi lahir dan dalam penelitian ini
dikatakan resiko untuk terjadinya brain injury, cerebral palsy, asfiksia,
autis, kejadian bayi kuning bahkan anemia pada bayi sangatlah banyak.
Oleh harena itu penundaan pemotongan
tali pusat merupakan suatu tindakan yang sangat penting, karena untuk mengubah
sirkulasi oksigen dari plasenta ke sirkulasi paru-paru membutuhkan waktu.
Karena di masa transisi ini sangat penting dilakukan penundaan pemotongan tali
pusat karena akan menguntungkan bagi bayi dan menguraingi resiko trauma
(Sodikin, 2009).
E.
Perawatan
Tali Pusat
Perawatan tali pusat merupakan upaya untuk mencegah infeksi
tali pusat yang sesungguhnya merupakan tindakan sederhana, yang terpenting
adalah tali pusat dan daerah sekitar tali pusat selalu bersih dan kering, dan
selalu mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun sebelum merawat
tali pusat. Pada bayi normal dipotong sampai denyut nadi tak teraba pada tali
pusat, sedangkan pada bayi resiko tinggi dipotong secepat mungkin, agar dapat
dilakukan resusitasi.Saat bayi dilahirkan, tali pusar (umbilikal) yang
menghubungkannya dan plasenta ibunya akan dipotong meski tidak semuanya. Tali
pusar yang melekat di perut bayi, akan disisakan beberapa senti. Sisanya ini
akan dibiarkan hingga pelan-pelan menyusut dan mengering, lalu terlepas dengan
sendirinya. Agar tidak menimbulkan infeksi, sisa potongan tadi harus dirawat
dengan benar. (Sodikin, 2009)
1.
Cara
Perawatan Tali Pusat
Pengenalan
dan pengobatan secara dini infeksi tali pusat sangat penting untuk mencegah
sipsis oleh karena itu ada beberapa cara mengenai perawatan tali pusat yaitu:
a.
Membiarkan
tali pusat kering sendiri
Membiarkan
tali pusat mengering dengan sendirinya dan hanya membersihkan setiap hari tidak
menyebabkan infeksi, hal yang penting adalah tidak membubuhkan apapun pada
sekitar daerah tali pusat karena dapat mengakibatkan infeksi (Sodikin, 2009).
b.
Metode
kasa kering
Salah
satu yang disarankan oleh WHO dalam merawat tali pusat adalah dengan
menggunakan pembalut kassa bersih yang sering diganti (Sodikin, 2009).
c.
Metode
kasa alkohol 70%
Tali
pusat dirawat dan dijaga kebersihanya dengan menggenakan alkohol 70% , paling
sedikit dua kali sehari setiap empat jam dan lebih sering lagi jika tampak
basah atau lengket (Sodikin, 2009)
d.
Metode
antiseptik dan kasa kering
Luka
tali pusat dibersihkan dan dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodine 10%
serta dibalut kasa steril,pembalut tersebut diganti setiap hari dan setiap tali
basah atau kotor (Saifuddin, 2009)
2. Prinsip Perawatan Tali Pusat
a. Jangan membungkus atau mengoleskan
bahan atau ramuan apapun ke puntung tali pusat.
b. Mengusapkan alkohol ataupun betadin
masih diperkenankan sepanjang tidak menyebabkan tali pusat basah atau lembab.
F.
Stimulasi pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan balita
Stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
bayi dan balita adalah rangsangan yang dilakukan sejak bayi baru lahir yang
dilakukan setiap hari untuk merangsang semua sistem indera (pendengaran,
penglihatan perabaan, pembauan, dan pengecapan). Selain itu harus pula
merangsang gerak kasar dan halus kaki, tangan dan jari-jari, mengajak
berkomunikasi serta merangsang perasaan yang menyenangkan dan pikiran bayi dan
balita. Rangsangan yang dilakukan sejak lahir, terus menerus, bervariasi dengan
suasana bermain dan kasih sayang akan memicu kecerdasan anak. Waktu yang ideal
untuk stimulasi adalah saat bayi bangun tidur/ tidak mengantuk, tenang, siap
bermain dan sehat.
Tujuan tindakan memberikan stimulasi pada
bayi dan balita adalah untuk membantu anak mencapai tingkat pertumbuhan dan
perkembangan optimal atau sesuai yang diharapkan. Tindakan pemberian stimulasi
dilakukan dengan prinsip bahwa stimulasi merupakan ungkapan rasa kasih dan
sayang, bermain dengan anak, berbahagia bersama. Stimulasi dilakukan bertahap
dan berkelanjutan dan mencakup empat bidang kemampuan berkembang. Stimulasi
dimulai dari tahap yang sudah dicapai oleh anak, stimulasi dilakukan dengan
wajar, tanpa paksaan atau hukuman atau arah bila anak tidak dapat melakukannya
dan member pujian bila anak berhasil (Suherman.2010). Berikut adalah tahapan
perkembangan dan stimulasi bagi kesehatan anak:
1.
Stimulasi yang dibutuhkan pada
bayi 0-3 bulan
a. Bergaul dan
mandiri
Ajaklah bayi
anda berbicara dengan lembut dibuai, dipeluk, dinyanyikan lagu dan lain-lain.
b. Bicara,
Bahasa dan Kecerdasan
Ajaklah bayi
anda berbicara, mendengarkan bebagai suara (suara burung, radio, dan
lain-lain).
c.
Gerak Kasar
Lihat bayi anda mengangkat kepala
pada posisi telungkup dan memperhatikan benda bergerak.
d.
Gerak halus
Latih bayi anda menggenggam benda
kecil.
2.
Stimulasi yang dibutuhkan pada
bayi 3-6 bulan
a.
Bergaul dan mandiri
Latih bayi anda mencari sumber suara
b.
Bicara, bahasa dan kecerdasan
Latih bayi anda menirukan suara atau
bunyi atau kata.
c.
Gerak kasar
Latih bayi anda menyangga leher
dengan kuat.
d.
Gerak halus
Latih bayi anda meraup benda kecil
3.
Stimulasi yang dibutuhkan pada
bayi 6-9 bulan
a.
Gerak kasar
Latih anak berjalan dengan
berpegangan tangan.
b.
Gerak halus
Latih anak memasukkan dan
mengeluarkan benda dari wadah
c.
Bicara, bahasa dan kecerdasan
Latih anak menirukan kata-kata
d.
Bergaul dan mandiri
Ajak anak bermain dan mandiri
4.
Stimulasi yang dibutuhkan pada
bayi usia 9-12 bulan
a. Gerak kasar
Latih anak
berjalan sendiri
b. Gerak halus
Ajak anak
menggelindingkan bola. Gelindingkan bola kearah anak dan minta agar ia
menggelindingkannya kembali.
c. Bicara, bahasa
dan kecerdasan
Latih anak
menirukan kata-kata. Kenalkan dengan kata-kata baru sambil menunjukkan
gambarnya
d. Bergaul dan
mandiri
Ajak anak
mengikuti kegiatan keluarga, misalnya makan bersama
5. Stimulasi
yang dibutuhkan pada bayi usia 12-18 bulan
a. Gerak kasar
Latih anak
naik turun tangga
b. Gerak halus
Bermain
dengan anak melompat dan menangkap bola besar kemudian bola kecil
c. Bicara,
bahasa dan kecerdasan
Latih anak
menunjuk dan menyebutkan nama-nama bagian tubuh
d. Bergaul dan
bicara
Beri
kesempatan pada anak untuk melepas pakaian sendiri
6. Stimulasi
yang dibutuhkan pada bayi usia 18-24 bulan
a. Gerak kasar
Latih anak
berdiri dengan satu kaki
b. Gerak halus
Ajari anak
menggambar bulatan, garis segitiga dan gambar wajah
c. Bicara,
bahasa dan kecerdasan
Latih anak
mengikuti perintah sederhana
d. Bergaul dan
mandiri
Latih anak
agar mau ditinggalkan untuk sementara waktu
7.
Stimulasi yang dibutuhkan pada bayi
usia 2-3 tahun
a. Gerak kasar
Latih anak
melompat dengan satu kaki
b. Gerak halus
Ajak anak
bemain menyusun dan menumpuk balok
c. Bicara,
bahasa dan kecerdasan
Latih anak
mengenal bentuk dan warna
d. Bergaul dan
mandiri
Latih anak
mencuci tangan dan kaki serta mengeringkan sendiri
8.
Stimulasi yang dibutuhkan pada bayi
usia 3-4 tahun
a. Gerak kasar
Latih anak
melompat dengan satu kaki
b. Gerak halus
Latih anak
menggunting dan membuat buku cerita dengan gambar
c. Bicara,
bahasa dan kecrdasan
Latih anak
mengenal bentuk dan warna
d. Bergaul dan
mandiri
Latih anak
mengenal sopan santun, berterimakasih, mecium tangan dan lain-lain.
9. Stimulasi
yang dibutuhkan pada bayi usia 4-5 tahun
a. Gerak kasar
Beri
kesempatan anak melakukan permainan yang memerlukan ketangkasan dan kelincahan
b. Gerak halus
Bantu anak
belajar menggambar
c. Bicara,
bahasa dan kecerdasan
Bantu anak
mengerti satu separuh dengan cara membagikan kue atau kertas.
d. Bergaul dan
mandiri
Latih anak
untuk mandiri, misalnya bermain ke tetangga
10. Stimulasi
yang dibutuhkan pada bayi usia 5-6 tahun
a. Gerak kasar
Latih anak
naik sepeda
b. Gerak halus
Latih anak
kreatif membuat sesuatu dari lilin atau tanah liat
c. Bicara,
bahasa dan kecerdasan
Latih anak
mengenal waktu hari, minggu dan bulan
d. Bergaul dan
mandiri
Latih anak
untuk bercakap-cakap, bergaul dengan teman sebaya.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam
melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahir yang berdasarkan Evidance based kita
dapat melakukan tindakan yang diterapkan dengan mengikuti perkembangan dalam
bidang kesehatan yang diantaranya meliputi :
1.
Baby
Friendly
Baby friendly atau Baby Friendly Initiative (inisiasi sayang bayi) adalah
suatu prakarsa internasional yang didirikan oleh WHO/ UNICEF pada tahun 1991
untuk mempromosikan, melindungi dan mendukung inisiasi dan kelanjutan menyusui.
2.
Pelaksanaan
Baby Friendly dapat dilakukan sebagai berikut:
a.
Memulai memberian ASI secara dini dan eksklusif
Yaitu pemberian ASI dimulai segera
setelah bayi lahir, maksimal setengah jam pertama setelah persalinan.
b.
Melakukan pemotongan tali pusat
Pemotongan tali pusat dilakukan
dengan adanya penundaan selama 3 menit.
c.
Melakukan perawatan tali pusat
Perawatan tali pusat dilakukan
dengan cara :
1)
Membiarkan tali pusat kerng sendiri
2)
Metode kasa kering
3)
Metode kasa alkohol 70%
4)
Metode antiseptik dan kasa kering (Asrinah, dkk .2010)
d.
Melakukan bounding attachment
Merupakan suatu ikatan yang terjadi antra orang tua
dan bayi baaru lahir yang meliputi pemberian kasih sayang, pencurahan perhatian
yang saling tarik menarik.
B. Saran
Setelah memahami dan mempelajari isi dari makalah ini, sebaiknya penulis
dan pembaca dapat memahami dengan benar tentang Asuhan BBL dan Balita berdasarkan
evidence based serta menerapkan dalam pelayanan.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, 2010. Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. EGC. Jakarta
Prawirohardjo Sarwono, 2009. Ilmu Kebidanan. Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
Sarwono, 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatal. Bina Pustaka. Jakarta
Sodikin.2009.Buku Saku Perawatan Tali Pusat. EGC. Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar